Langsung ke konten utama

BIN Menjadi Institusi Sipil Dengan Paradigma Art dan Smart


Jakarta (30/08/2012) - Jabatan Deputi Luar Negeri Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) diserahterimakan dari pejabat lama Muhammad Burhan Muhammad kepada pejabat baru Mayjen TNI Leonard, Rabu (29 Agustus 2012). Muhammad Burhan Muhammad selanjutnya dipersiapkan sebagai Duta Besar RI di Pakistan. Lulusan Amerika yang pernah bertugas di Australia ini menyimpan kesan dan harapan pada profesi intelijen. 
 
“Ke depan BIN adalah institusi sipil dengan paradigma art dan smart”, demikian harapan mantan Deputi Luar Negeri Kepala BIN tersebut.
 
Berikut wawancara dengan calon Duta Besar RI di Pakistan, Muhammad Burhan Muhammad :
 
Apa pengalaman impresif Anda terhadap penugasan dalam profesi intelijen ?
Sebagai orang yang berkarir di dunia intelijen, ada saat dimana saya merasa idle bekerja di institusi intelijen, sehingga saya memutuskan belajar ke Amerika. Saya belajar di Amerika selama 8,5 tahun dengan fasilitas beasiswa dari Departemen Keuangan. Saya pulang ke Pejaten (baca : BIN) karena Pak As’ad (mantan Wakil Kepala BIN-red) menarik saya. Pak As’ad waktu itu juga baru pulang dari Timur Tengah. Saya melihat Pejaten ke depan akan menjadi satu institusi sipil yang profesional dengan paradigma art dan smart. Ini yang saya pegang.
 
Apa pengalaman menarik Anda selama menjabat?
Pengalaman menarik, ketika BIN dipimpin Pak Syamsir Siregar. Kebetulan saya menjadi Deputi Pak Syamsir selama 5 tahun. More or less-nya, saya betul-betul merasa diayomi. Jadi, itu yang sangat mengesankan bagi saya.  Di intelijen itu,  sebetulnya begitu sudah diperintahkan pimpinan, what ever jangan ditanya lagi. Saya kadang-kadang dengan logika  kritis menawar perintah Pak Syamsir. Tapi Pak Syamsir cukup  sabar menghadapi  saya. Saya pernah melakukan kesalahan, walaupun itu kesalahan anak buah. Tetapi what  ever itu menjadi tanggung jawab Deputi. Kalau pimpinan saat itu bukan Pak Syamsir, mungkin saya sudah diganti. Pak Syamsir masih sabar, sehingga beliau tidak mengganti saya. Jadi, saya  merasa terbimbing dan ada kepercayaan. Sewaktu  saya menjadi Deputi Analisa sebelum bergeser menjadi Deputi Luar Negeri, kemana pun Pak Syamsir pergi, saya yang diajak. Intinya, kemana-mana kalau paparan, Deputi Analisa yang ditugasi. Itutrust pimpinan kepada saya.
 
Apa kesan Anda dalam penugasan di dalam negeri?
Secara operasional, saya belum pernah bertugas di daerah (baca : Binda). Hanya pada waktu saya training di awal karir, selama 2 tahun tidak boleh masuk Headquarters. Saya berkantor di Cipinang Cempedak. Dulu ada unit namanya Satlak, yang kemudian dilebur menjadi UP-01. Itu juga  sangat berkesan, karena tugasnya setiap malam patroli. Jadicounter espionage. Pengalaman yang juga berkesan, ketika melakukan operasi di Tanjung Priok (baca : Kasus Tanjung Priok). Waktu itu Tahun 1984-1985, saya ada disana bergantian dengan kawan-kawan se-angkatan yang hanya 13 orang. Nah, disana saya bertugas di tengah desingan peluru aparat keamanan. Itu sangat berkesan.
 
Ada pengalaman yang tidak mengenakkan selama bertugas?
Pengalaman yang tidak mengenakkan adalah ketika kita sudah bekerja sebaik-baiknya, sama atasan masih terus diberi pekerjaan. Tidak diberi kesempatan untuk mengikuti kursus atau Diklat, sehingga karir bisa terhambat dan tidak berkembang. Dengan pengalaman seperti itu, sewaktu menjadi Deputi justru saya balik 180 derajat. Kalau ada anak buah saya yang menonjol, pasti cepat saya orbitkan. Saya arahkan untuk meneruskan studi, atau diberi kesempatan ikut Diklat penjenjangan, atau diikutkan kursus-kursus ketrampilan intelijen, atau bahkan dikirim ke luar negeri untuk penugasan di perwakilan BIN luar negeri. Dapat dilihat, anak-anak muda yang punya potensi dan kemampuan, saya beri kesempatan. Saya menghargai merit system. Kalau ada atasan yang hanya menyuruh bekerja, tetapi tidak mengembangkan performa anak buah dan tidak memberi kesempatan anak buah berkembang, itu yang kontra-produktif. Saya pernah merasakan itu, sehingga berjanji pada diri sendiri untuk tidak memperlakukan anak buah seperti itu. 
 
Apa pendapat Anda dengan Sumber Daya Manusia (SDM) di BIN?
Peningkatan kualitas SDM di BIN sudah diakselerasi dengan adanya Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN). Ibaratnya, mahasiswa STIN adalah tanah liat. BIN mendapat bahan tanah liat yang bagus. Tinggal bagaimana pembinaannya. Para pematungnya mau menjadikan meraka apa. Seperti yang saya sampaikan, personel BIN harus dikembangkan. Selesai dari STIN, alumninya sudah menguasai teori. Ini sudah melebihi jaman para seniornya. Saya masuk institusi intelijen, tidak tahu tentang intelijen. Pengetahuan saya tentang intelijen nol puthul, zero nothing. Sekarang ini diperlukan downsizing, kualitas lebih diutamakan dari pada kuantitas. Kalau sudah berbicara ini harus ada solusi, karena di BIN memang juga ada kelompok idle yang juga tidak bisa diapa-apakan. Karena intelijen itu organisasi yang spesifik dan khusus, harus ada ukuran bottom line, ukuran minimal. Harus ada way out. Solusinya memang ada. Dengan kebijakan zero growth PNS, kesempatan untuk downsizing. Jadi, pimpinan bisa tahu persis kapasitas pasukan yang ada di BIN. Ini yang perlu diperbaiki.
 
Apa pendapat Anda dengan tugas baru sebagai Duta Besar?
Setiap orang itu harus siap menghadapi penugasan baru, apalagi di intelijen. Saya menjadi Deputi hampir 7 tahun. Jadi sebenarnya sudah terlalu lama. Idealnya, masa jabatan di satu tempat maksimal 5 tahun. Saya sudah siap, sehingga segala tantangan pekerjaan saya terima. What ever saya sudah ditunjuk untuk menjadi calon Duta Besar RI di Pakistan.More or less, saya terima tantangan itu. Ini kehormatan bagi saya dipilih oleh Presiden sendiri, untuk ditempatkan di negara yang banyak tantangan. Bukan di negara yang saya bisa tidur tiap hari. Insya Allah, semua pekerjaan akan dikerjakan sebaik-baiknya. I do the best. Saya siap menerima penugasan di Pakistan, karena tempaan pengalaman pengabdian di Pejaten. Bukan di luar Pejaten. Dari awal karir sampai ditugaskan menjadi Duta Besar, saya adalah anggota BIN. Saya masih 4 years to goEven if, kalau saya ditugaskan sebagi Duta Besar 3 tahun, maka waktu saya balik masih belum pensiun. Kalau di militer, old soldier never dies. Jargonnya intelijen, intelijen tidak pernah pensiun. 
 
Selamat jalan Pak Burhan, selamat menempati pos penugasan baru. Selamat datang Pak Leonard, selamat menempuh pengabdian di BIN.................. (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Jenis Pistol Terbaik di Dunia

10 Jenis Pistol Terbaik di Dunia Posted by  yang asik Minggu, 09 Desember 2012 0  komentar halo sobat  yangasik.com  :) Kata 'pistol' mulai digunakan untuk mendeskripsikan senjata api genggam pada abad ke-18. Pada abad ke-15 pistol berarti sebuah pisau kecil yang bisa disembunyikan di dalam pakaian. Pistol atau senjata api genggam dibagi menjadi dua jenis utama. Revolver, yang menggunakan kamar peluru yang berputar. Dan pistol biasa, yang kamar pelurunya menyatu dengan laras. Pistol menggunakan kaliber peluru yang bervariasi, dari .22 sampai .50 cal. Hari ini kami telah mengumpulkan daftar dari 10 pistol teratas untuk disimak : 10. SIGP250 P250 pistol SIG adalah asal Amerika dan Jerman . Dibuat oleh JP Sauer dan Anaknya Sig Sauer Exeter. Ini adalah pistol semi otomatis. Aksinya didasarkan pada operasi mundur dan dilengkapi dengan 17 peluru. Memiliki tampilan besi dengan basis 147 mm. 9. Heckler and Koch USP USP Heckler & Koch adalah asal Jerm