Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2011
Jika Turuti Permintaan Nazaruddin, SBY Bisa Terancam 12 Tahun Penjara Minggu, 21 Agustus 2011  MEDAN  - Advokat Senior Adnan Buyung Nasution turut angkat bicara menanggapi ramainya kasus suap Wisma Atlet SEA Games yang mendera eks bendahara umum partai Demokrat Muhammad Nazaruddin. Perubahan sikap Nazar yang mendadak pendiam membuat banyak pihak bertanya-tanya. Menurut Buyung, proses hukum terhadap Nazar tidak berjalan transparan sehingga membuat Nazar memilih bungkam. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga disarankan agar tidak mengabulkan permintaan Nazar mengenai pembebasan istrinya Neneng Sri Wahyuni dari kasus yang mendera eks anggota Komisi III DPR itu. "Kalau dituruti (surat permintaan Nazaruddin) SBY bisa terjerat hukuman pidana ancaman 12 tahun penjara," ujar Buyung usai menghadiri acara Dies Natalies ke-59 di Universitas Sumatera Utara (USU), Sabtu (20/8/2011). Buyung juga menyayangkan kepulangan Nazar yang tanpa didampingi pengacara. Menurut
Laporan Laporan Sepdian Anindyajati TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) menolak calon pimpinan KPK berasal dari polisi, jaksa, dan hakim. Kalau unsur lembaga penegak hukum itu menjadi pimpinan KPK, maka kasus-kasus di kepolisian, kejaksaan dan hakim tak akan pernah terbongkar. "IPW menolak KPK dipimpin oleh polisi, hakim dan jaksa. Kalau ada lagi mereka, buat apa ada KPK, lebih baik dibubarkan saja. Kalau ada polisi di unsur KPK, maka tak jangan harap korupsi di KPK akan disentuh," ujar Neta S Pane di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (18/8/2011). Neta juga menegaskan agar Komisi III DPR RI dapat konsisten pada esensi awal didirikannya KPK. Menurutnya, lebih baik polisi, jaksa, dan hakim membenahi institusi mereka daripada berbondong-bondong mencalonkan diri sebagai pimpinan KPK. Seruan IPW ini lantaran tidak adanya kasus korupsi yang dilakukan oleh aparat kepolisian yang diungkap oleh KPK. "Perwakilan polisi, jaksa, dan hakim di KPK
Momentum Berantas Korupsi Bisa Terlewat Sidik Pramono  |  Robert Adhi Kusumaputra  |  Rabu, 17 Agustus 2011 | 19:20 WIB Dibaca:  1948 Komentar :  13 | Share: KOMPAS/LUCKY PRANSISKA Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin tiba di Komisi Pemberantasan korupsi (KPK), Jakarta, Sabtu (13/8/2011). Tersangka kasus dugaan suap pembangunan wisa atlet Sea Games tersebut tiba di Jakarta sekitar pukul 19.30 WIB dan langsung dilakukan serah terima dari tim penjemput ke KPK. TERKAIT: Dana Parpol Hasil Korupsi Harus Terkuak Sel Nazaruddin Belum Dipasangi CCTV Nazaruddin Minta Dipindah ke Rutan Tangerang Nasir Dilarang Kunjungi Nazaruddin Kaligis: Nazaruddin Akan Bungkam Soal Partai JAKARTA, KOMPAS.com -  Jika bekas Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin memilih bungkam, penyidikan hanya akan terhenti pada tersangka kasus suap pembangunan wisma atlet SEA Games itu saja. Kasus itu pun tidak akan pernah lagi menjadi momentum untuk membongkar kasus korupsi, baik
INILAH.COM, Jakarta - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai anggaran yang dikeluarkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebesar Rp4 miliar untuk menjemput pulang M Nazaruddin cukup pantas. Angka Rp4 miliar jauh lebih kecil dibandingkan uang yang akan diterima negara dari hasil pengembalian hasil korupsi Nazaruddin. "Ya dibanding yang dicuri Nazaruddin, kecil itu Rp4 miliar. Kan kalau dia di sini, bisa kembali lebih banyak kan. Kalau dengan ongkos Rp4 miliar bisa dapat kembali mungkin Rp400 miliar, murah kan?" ujar Jusuf Kalla di Istana, Jakarta, Jumat (12/8/2011) Jusuf Kalla juga mengharapkan agar tak ada intervensi dalam pemeriksaan Nazaruddin . "Ya kita harapkan saja tidak. Kan semua sudah katakan tidak ada intervensi," ujarnya. Saat ditanya apakah perlu ada perlakuan yang istimewa terhadap Nazaruddin? JK menjawab dengan kelakar, "Ya, karena penting, kalau tidak dijemput, anda bilang kenapa tidak dijemput. Kalau dijemput, Anda bilang kenapa dijem

KPK Penjarakan 40 Anggota DPR dan 8 Menteri

Padang (ANTARA) - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam melaksanakan tugasnya memberantas korupsi telah menyeret dan memenjarakan 40 orang anggota DPR-RI dan delapan orang menteri yang terlibat kasus pidana korupsi.  "Anggota DPR dan para menteri itu ada yang menjabat pada periode lalu atau yang masih menjabat saat ini," kata Wakil Ketua Bidang penindakan KPK M.Jasin di Padang, Kamis.  Hal itu disampaikannya dalam seminar pemberantasan korupsi dengan tema "Pencegahan Tindak Pidana Korupsi dengan Mewujudkan Zona Integritas di Kota Padang" yang digelar KPK.  Ia menambahkan, untuk 40 anggota DPR-RI itu adalah yang telah mempunyai keputusan hukum tetap oleh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi dan saat ini mereka telah dipenjarakan.  Selain itu, ada dua anggota DPR-RI yang telah memasuki masa persidangan dan divonis, tetapi hukumannya tertunda karena tengah mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung.  Kemudian ada dua anggota DPR-RI yang telah ditetapkan sebagai tersangka dan

Politisi Gerindra

detikNews : Politisi Gerindra: Apa Prestasi Ani Yudhoyono Diberi Bintang Adipradana?   Jumat, 12/08/2011 11:38 WIB Politisi Gerindra: Apa Prestasi Ani Yudhoyono Diberi Bintang Adipradana? Hery Winarno - detikNews Jakarta - Sejumlah tokoh akan dianugerahi tanda kehormatan Bintang Republik Indonesia Adipradana oleh Presiden SBY. Dari beberapa nama yang akan mendapatkan bintang kehormatan, juga terdapat Ibu Negara, Ani Yudhoyono. Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra, Desmon J Mahesa pun mempertanyakan pemberian penghargaan kepada Ani Yudhoyono yang juga istri Presiden SBY itu. "Apa prestasi Ani Yudhoyono dari sisi kemanusiaan dan kemasyarakatan? Penghargaan itu penghargaan apa? Ini namanya jeruk makan jeruk," ujarnya. Menurut anggota Komisi III DPR, di bawah kepemimpinan SBY ternyata tidak lebih baik dibanding era Orde Baru. Sewaktu Soeharto menjadi presiden, Ibu Tien tidak sembarangan diberi bintang jasa. "Pe

Ilham Arief Sirajuddin Bertemu Azis Qahhar di Mekah - Tribun Timur

Ilham Arief Sirajuddin Bertemu Azis Qahhar di Mekah - Tribun Timur Ilham Arief Sirajuddin Bertemu Azis Qahhar di Mekah Tribun Timur - Selasa, 9 Agustus 2011 22:49 WITA | dok pribadi Ilham Arief Sirajuddin (kanan) dan Azis Qahhar Mudzakkar (kiri) MEKAH, TRIBUN-TIMUR.COM - Ketua DPD Partai Demokrat Sulawesi Selatan yang juga Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin, bertemu dengan anggota DPD dari daerah pemilihan Sulsel, Abdul Azis Qahhar Mudzakkar di Mekah, Selasa (9/8/2011).  Keduanya sama-sama tengah melakukan ibadah umrah di tanah suci. Ilham dan Azis disebut-sebut akan maju di Pemilihan Gubernur Sulsel 2013 mendatang. Kerabat Azis, Bachrianto, bahkan telah menyebutkan bahwa Azis telah setuju menjadi bakal calon Wakil Gubernur Sulsel mendampingi Ilham. (*/tribun-timur.com) Penulis : Mansur AM Editor : Muh. Irham

Di Mekah, IYL dan Maddusila Bermaafan

OLEH: ILHAM A SIRAJUDDIN, Mekah LABBBAIK Allahumma labbaik labbaikala syarikalaka labbaik innal hamda wanni'matalak walmulkala syarikalak. Perjalanan dari Madinah ke Mekah memakan waktu sekitar lima jam perjalanan, kami tempuh seluruh perjalanan lewat jalan bebas hambatan. Inilah hebatnya negara Saudi Arabia, memberikan fasilitas kepada warga dengan membangun jaringan jalan tol sebagai penghubung ke kota-kota besar tanpa dipungut bayaran sepeserpun. Hampir semua pemandangan yang kita lihat hanyalah hamparan padang pasir yang gersang. tidak banyak aktivitas yang dilakukaan kecuali bertalbiah, berzikir, bertadarus. Ketika sampai Masjidilharam, kami langsung menuju hotel untuk menyimpan barang bawaan. Satu keberkahan diberikan Allah SWT saat kami tiba di Hotel Hilton, Mekah. Secara tidak sengaja kami dipertemukan dengan Bapak Ichsan Yasin Limpo, Bupati Gowa, yang juga tengah menunaikan ibadah umrah. Momen ini tentunya kami manfaatkan denga

Mahalnya Pendidikan Gratis

JANJI politik berupa program pendidikan gratis pasangan Syahrul Yasin Limpo dan Agus Arifin Nu'mang nyatanya sangat ampuh. Di pemilihan gubernur Sulsel 2007 silam, pasangan ini akhirnya ke luar sebagai pemenang berkat program yang disandingkan dengan kesehatan gratis. Sejak itu, harapan masyarakat untuk bisa mendapatkan pendidikan secara gratis namun tetap berkualitas membuncah. Namun, fakta tetap saja kadang berbeda dari kenyataannya. Dan, Fara Dipa Ishak, salah satu anak yang mesti kecewa dengan realita. Ternyata pendidikan gratis itu mahal dalam realita. Anak pasangan M Ishak Syam dan Yuli itu terlihat murung di salah satu ruangan di kantor balaikota Makassar.  Saat itu, Selasa, 26 Juli ketika Fara bergabung bersama warga lainnya yang melakukan demonstrasi ke balaikota. Anak kelahiran Makassar 28 Juli 1999 itu sedang dilanda bimbang, mungkinkah ia masih mampu melanjutkan pendidikannya. Ia yang hanya anak buruh harian dengan penghasilan tak menentu dan tinggal di bawah ko
Catatan Pribadi Jeritan Nurani Guru yang dicekik oleh Otonomi Daerah Saya seorang Guru, yang saat ini merasa di cekik oleh aturan aturan yang berlaku di Depdiknas kab./ kotaku, saya mau membunuh, saya mau ngamuk, saya mau berontak, karena saya di cekik, dikebiri, oleh kemandan bos saya, kemandan bos mengatakan jangan kamu memungut, berupa apapun kepada siswa, sayapun mengikuti, saya di suruh membantu siswa yang sedang ujian nasional dengan memberikan kunci jawaban itupun saya ikuti, katanya ini perintah dari atasan, tetapi apa yang terjadi komandan bosku sangat cerdik, dia memugut dari guru dengan menjual baju dinas guru sertifikasi, dia juga mengambil alih penyelenggaraan ujian semester, dan dia juga melaksanakan Try out UAN, dan ada juga komandan bos tidak memberikan gaji ke 13 tidak tepat waktu, alias ditunda-tunda sampai saat ini belum terima gaji 13, tunjangan sertifikasi juga belum di bayar, ada juga komandan bos yang namanya Koordinator dana bos yang cerdik, menurut penuturan b

BERITA LMRRI

Adakah Parpol atau Ormas yang Telah Berbuat dan Bekerja Nyata untuk Rakyat? OPINI  | 05 August 2011 | 00:43 11  2    1 dari 1 Kompasianer menilai aktual Bermunculannya Partai politik baru ditengah kondisi politik Indonesia yang dipenuhi berbagai masalah, sepertinya menimbulkan harapan baru bagi masyarakat, terutama yang kecewa dengan kondisi perpolitikan Indonesia saat ini. Kandidat-kandidat yang populer dan menurut para pendiri partai tersebut, yang lumayan bersih, diusung dan digembar-gemborkan untuk menarik simpati dan dukungan masyarakat. Mulai dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem) yang sudah dideklarasikan bebrapa waktu yang lalu, sampai pada berita terbaru, munculnya Partai Serikat Rakyat Independen (SRI) yang mengusung Sri Mulyani sebagai calon Presiden. Semuanya seperti membawa harapan baru ditangah menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap Partai-partai politik yang sedang  eksis  saat ini. Pasti semua Partai-partai politik yang didirikan ini, kedepannya akan mulai gencar